Bab 1280
“Punyaku juga.”
Biti juga mengambil sehelai daun gingko dan membentuknya menjadi kupu–kupu.
“Ini punyaku.” Wini menyerahkan daun gingko kepada Jeff, “Paman harus menjaganya, ya. Jangan sampai hilang.”
“Daun–daun ini indah sekali, mirip seperti cahaya matahari. Kita harus memberikan cahaya matahari untuk Papi.” Tini mendongakkan kepala sambil berbicara dengan polos, “Dengan begini, Papi tidak akan kedinginan lagi!”
Ketika mendengar ucapan ini, Tracy sangat terharu hingga matanya basah. Ia berkata di dalam hati, semoga kakak dapat menerima berkat dari anak–anak dan kembali dengan selamat…..
“Terima kasih, Anak–anak.” Jeff menyimpan tiga helai daun gingko dengan hati–hati, memasukkannya ke dalam saku secara perlahan, “Kalian tenang saja, Paman akan memberikan cahaya matahari kalian untuk Tuan!”
“Bagus sekali!” Ketiga anak berseru sambil bertepuk tangan.
“Paman pergi dulu, kalian harus jadi anak patuh, ya!”
Jeff membelai kepala mereka dan pergi dengan ketidakrelaan.
Tujuh orang pengikutnya juga melambaikan tangan berpamitan dengan mereka.
“Sampai jumpa, Paman!” Anak–anak melambaikan tangan pada mereka.
Mata Tracy mengantarkan Jeff dan yang lainnya pergi, ia sangat emosional….
“Nona Tracy, di Kota Yuling tidak ada orang kita, jadi kita belum mempersiapkan apa–apa. Aku sudah memesan hotel terbaik, kita tinggal di hotel beberapa hari dulu. Setelah aku menemukan vila, kita baru…”
“Aku sudah mengaturnya.”
Sebelum ucapan Naomi selesai, Thomas berjalan mendekat, “Aku sudah meminta orang menyiapkan vila, segala keperluan sehari–hari juga sudah disiapkan. Tinggal masuk dan tinggal.”
Ketika Thomas bicara, sebaris Rolls Royce datang.
“Ini adalah mobil yang disiapkan Tuan Daniel untuk kalian.” Thomas menyerahkan kunci mobil kepada Paula, “Kedepannya kalian dapat menggunakan sebebasnya.”
“Ini….” Paula memandang Tracy.
“Di saat seperti ini, lebih baik merendahkan diri sedikit.” Tracy tersenyum, “Tidak perlu mobil mewah ini.”
Setelah terjadi insiden dengan ayahnya, beberapa pabrik di Kota Yuling bahkan vila ini jatuh ke tangan Frank. Kemudian setelah banyak hal yang terjadi, keluarga Frank jatuh miskin dan menjual vila ini…
“Coba masuk dan lihat.” Thomas membuka pintu mobil.
Tracy menggendong anak–anak turun dari mobil. Ia melihat sekeliling, pohon ginkgo di depan pintu masih ada, bahkan beberapa pohon osmanthus yang ditanam Bibi Juni juga tumbuh dengan baik. Hanya beberapa tanaman di bawah dinding halaman yang telah layu, kolam ikan juga kosong…
“Karena buru–buru memutuskan tinggal di sini, jadi tak sempat membereskan hal–hal ini.” Thomas menjelaskan.
“Tidak apa, pas sekali ada hal yang bisa kukerjakan.”
Tracy mendorong pintu dan berjalan masuk. Segala dekorasi di dalam vila ini masih sama seperti sebelumnya. Di atas piano, dalam lemari arak ada fotonya bersama dengan ayahnya dan Bibi Juni…
Waktu itu ia masih berumur belasan tahun, ini adalah kenangan saat muda.
Ketika melihat foto itu, ia seolah kembali ke waktu dulu. Kembali ke memori indah itu, ketika keluarganya masih ada di sampingnya, hidupnya penuh dengan kehangatan…
Tracy mengambil foto itu, matanya mau tak mau memerah.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar