Bab 1319
“Ini, apa yang terjadi?” Duke bertanya pada Tracy dengan suara kecil, “Kenapa Daniel bersama Frisca? Mereka…”
Duke tidak menyeles n perkataannya karena dia menyadari ada yang aneh dari Tracy.
Meskipun tadi bersikap natural di depan Daniel dan Frisca, tetapi sekarang Tracy tidak mampu menutupi rasa sedihnya.
Dia menundukkan kepalanya sambil memotok steak, membuat daging itu menjadi serpihan kecil, tetapi dia malah tidak makan sesuap pun.
Duke pun mengerutkan keningnya. Karena peduli, maka dia sangat memperhatikan setiap perubahan suasana hati Tracy. Karena itu juga, dia akhirnya bisa mengetahui siapa yang ada di hati Tracy…
Jadi, dia tidak mampu menipu diri sendiri.
Namun, melihat sudah ada wanita lain di sisi Daniel, Duke tetap merasa sangat gembira, artinya dirinya masih memiliki kesempatan.
“Tracy, makanlah punyaku.”
Dengan perhatian, Duke menukar steak milik Tracy yang sudah hancur dengan milik dirinya yang sudah dipotong, “Pencernaanmu tidak baik, harus makan dengan benar. Minumlah sup dulu.”
“Terima kasih.” Tracy merespons dengan tidak fokus.
Di meja sebelah, Daniel melihat segalanya, api di hatinya pun membara.
“Duke sungguh perhatian pada Nona Tracy.” Frisca berkata dengan suara kecil.
Daniel tidak bicara, hanya lanjut meminum anggurnya.
“Kurangilah minum anggur.” Frisca mengingatkan dengan lembut, “Minumlah teh, aku akan menyeduhnya untukmu. Aku membawa daun teh yang berkualitas.”
Setelah berbicara, Frisca meminta manajer restoran untuk menyiapkan peralatan seduh teh…
Daniel tidak menolak, hanya dengan diam menatap wanita itu menyeduh teh, seolah–olah sedang menikmati sebuah lukisan…
Melihat ekspresi lembut Daniel, api kemarahan di hati Tracy semakin membara…
“Ah…” Tiba–tiba, Frisca tidak sengaja menumpahkan air teh ke tangannya.
“Ada apa?” Daniel menggenggam tangan wanita itu, “Coba kulihat.”
“Tidak apa–apa.” Frisca mengangguk sambil tersenyum.
Daniel berjalan mendekat, lalu memegang tangan Frisca dan memeriksa dengan teliti, “Lukanya tidak begitu serius, tapi tetap harus dioleskan obat, jangan sampai meninggalkan bekas.”
“Ya, nanti malam saat pulang nanti, aku akan mengoleskan obat.” Frisca berkata dengan lembut.
“Aku akan memanggil Lily kemari.” Daniel sangat mementingkan hal ini, “Sekarang juga oleskan obat.”
“Hah?” Frisca merasa senang, tetapi juga tidak tenang, “Hanya sedikit luka kecil, kenapa sampai memanggil Dokter Lily…”
“Pergilah.” Daniel menepuk punggung tangannya, “Nanti aku akan ke sana.”
“Ya.” Frisca pergi dengan patuh. Sebelum pergi, dia masih mengangguk memberi hormat dengan sopan kepada Tracy.
Tracy terus menunduk dan menggosok tangannya, seolah–olah ada sesuatu di tangannya yang sama sekali tidak bisa dicuci bersih. Dia menggosok tangannya hingga punggung tangannya hampir memerah.
“Kamu tidak seharusnya mencuci tanganmu dengan begitu kuat, seharusnya mencuci hatimu dengan baik.”
Saat berbicara dengan Tracy, nada bicara Daniel berubah menjadi dingin.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar