Bab 1359
Ada benda yang terjatuh dari atas dan itu adalah sebuah vas bunga yang terbuat dari kaca…
Darah Daniel bagaikan air mancur yang menyembur, dalam sekejap sudah melumuri sebagian wajahnya, kemeja putihnya pun dengan cepat berubah menjadi warna merah…
Tracy yang terkejut membelalakkan matanya dan tertegun memandang pria itu, jantungnya juga terasa sakit seperti tertimpa oleh vas bunga itu.
Jika Daniel tidak mendorongnya tepat waktu, maka vas bunga itu seharusnya akan mengenai kepalanya.
Saat ini darahnya yang akan terus–menerus mengalir.
Bukannya Daniel…
Victor juga tertegun saat melihat Daniel.
“Tuan Daniel!” Ryan segera bergegas memapah Daniel memasuki mobil dan memerintahkan, “Telepon Lily, cepat!”
“Baik.” Pengawal segera menelepon.
“Presdir Daniel, Anda….” Frisca menangis ketakutan, “Kenapa kamu begitu bodoh, kamu…”
“Aku tidak apa–apa.” Daniel menundukkan kepala sambil menutupi lukanya. Jelas–jelas ekspresi wajahnya telah berubah karena kesakitan, tapi tetap memberi perintah dengan tenang, “Ryan, antarkan Nona Frisca pulang,”
“Baik.”
“Saat ini kamu tidak perlu mencemaskan hal ini.” ujar Frisca terisak, “Aku akan mengantarmu ke rumah sakit.”
“Tidak perlu…” Daniel memberi isyarat menolak, “Kamu lupa kamu masih… cepatlah pulang.”
“Tapi….”
“Kamu….”
Frisca masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Daniel sudah tidak berniat mendengarnya. Daniel malah menunjuk Tracy dan memberi perintah dengan mendominasi, “Ikut aku naik ke mobil.”
Tracy masih berdiam di sana dengan wajahnya yang pucat pasi.
“Tracy…..” Saat ini Victor baru bereaksi dan menyenggol Tracy.
“Nona Tracy, cepatlah naik ke mobil.”
Ryan memapah Daniel memasuki mobil, Tracy juga memasuki mobil dengan pengawalan para pengawal.
Mobil pun mulai melaju.
“Baik,” Pengawal segera melaksanakannya.
“Nona Frisca, apa yang terjadi? Kenapa ada begitu banyak darah di lantai? Presdir Daniel di mana?” tanya pengawal lainnya.
“Dia terluka…”
Frisca merasa sangat sedih saat mengingat kejadian tadi…
Di saat genting, Daniel mendorong Tracy tanpa memedulikan apa pun. Di dalam hati pria itu, keselamatan wanita itu jauh lebih penting dari nyawanya sendiri.
Jika pria itu begitu mencintai Tracy, kenapa masih ingin berkencan dengannya?
Sikap lembut dan sopan pria itu padanya, apakah hanya kepalsuan?
“Anda baik–baik saja?” tanya pengawal dengan hati–hati, “Apakah terluka? Apa ingin ke rumah sakit…”
“Tutup mulutmu.” Frisca mengernyitkan kening dengan kesal. Sekarang perasaannya sangat rumit, sangat kacau….
Dia merasa bagaimanapun sempurnanya dirinya, tetap saja tidak akan pernah bisa mengalahkan Tracy…
Apakah ia benar–benar akan kalah?
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar