Bab 1388
“Apa?” Ekspresi Daniel berubah, “Sebenarnya ada masalah apa?”
Ryan melaporkan kejadian spesifik kepadanya, Daniel marah mendengarnya, mengambil asbak yang ada di sebelahnya dan melemparkan ke arahnya: “Sialan, ada kejadian sebesar ini, kamu malah berani menutupinya dariku?”
Ryan menundukkan kepala, tidak berani menghembuskan napas sama sekali.
“Siapkan pesawat pribadi, aku ingin pergi ke Kota Tua.” Daniel bangkit dan mengganti pakaiannya.
“Tuan Daniel, tenangkan dirimu.” Ryan buru–buru menahannya, “Dokter Heidy bilang, kondisimu saat ini, harus banyak istirahat, tidak boleh kemana–mana, bahkan tidak boleh berolahraga, kalau tidak, akan lemah……..”
“Enyahlah!” Daniel benar–benar tidak mendengar perkataannya.
“Aku mohon padamu, dengarkanlah aku.” Ryan khawatir, ia menahan kakinya dan dengan cemas berkata, “Tuan tidak tahu seberapa menakutkannya Tuan kemarin itu, kalau Nona Frisca tidak membawa Dokter Heidy kemari tepat waktu, sekarang Tuan pasti sudah…”
Ryan tidak berani mengatakan kalimat itu, ia berhenti, lalu lanjut menasihati, “Aku sudah mengutus dua pasukan untuk mencari Nona Tracy, kalau Tuan masih khawatir, aku akan menyuruh Hartono pergi ke sana sambil membawa anak buahnya lagi.
Tapi Tuan benar–benar tidak boleh pergi, kalau bukan demi dirimu, pikirkanlah anak–anak, kalau terjadi sesuatu pada Tuan, anak–anak bagaimana?
Terlebih lagi, kondisi tubuh Tuan saat ini belum stabil, jika Tuan ke sana, juga tidak bisa berbuat apa–apa. Kalau nanti Nona Tracy kembali, dan Tuan tidak ada, dia akan…”
Perkataan itu berhasil menahan Daniel.
“Hartono tidak boleh pergi, dia harus menjaga anak–anak.” Daniel tenang dengan cepat, “Thomas dimana?”
“Thomas pergi ke Negara Emron mencari Tabib Dewa.” Ryan buru–buru berkata, “Aku sudah mengutus Kiki dan Andi pergi, mereka berdua sudah dewasa, sangat berpengalaman mengurus sesuatu…”
“Mereka tidak mampu.” Daniel dengan tegas memerintah, “Kamu pergilah sendiri membawa anak buah, pastikan untuk membawa Tracy pulang dengan selamat.”
“Aku?” Ryan tertegun, “Kalau aku pergi, bagaimana dengan Tuan? Tidak ada siapapun yang menemani Tuan…”
“Di rumah ada banyak orang, bagaimana mungkin tidak ada orang?” Daniel berteriak dengan tidak senang, “Kamu kira aku tidak bisa apa–apa tanpamu?”
“Aku telepon Paman Sanjaya, kamu siapkanlah pesawat pribadi.” Ryan memikirkan sebuah ide, “Saat tidak ada aku, kamu harus mengawasi Tuan Daniel dengan baik, jangan sampai terjadi masalah.”
“Baik.” Lily mengangguk berkali–kali, “Cepat telepon, saat ini, harus meminta Paman Sanjaya datang mengawasi Tuan Daniel.”
“Iya.”
Ryan bersembunyi di kamar menelepon Sanjaya, memberitahukannya semua kejadian dari awal sampai akhir.
Sanjaya sangat marah sampai terjatuh dari kursi rodanya, untung di sampingnya ada orang yang menahannya.
“Paman Sanjaya, jangan tergesa–gesa dulu……” Ryan buru–buru menahannya, “Untuk sementara Tuan Daniel tidak bisa kemana–mana, harus tetap di rumah. Jadi, kalau aku tidak ada, masalahnya juga tidak besar.
Aku hanya takut kalau temperamennya keluar, dia akan impulsif, jadi aku menelepon Paman, tolong datang dan tenangkan Tuan. Kalau ada Paman, Tuan Daniel tidak akan keluar
sembarangan.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar