Bab 1486
“Masih belum pergi mencarinya juga?”
“Baik.”
Jasper buru–buru melangkah mundur dan pergi mencari Nona Dewi.
Namun nyatanya, tidak satupun dari mereka yang memiliki kepercayaan diri.
Meskipun perawakannya terlihat kecil, namun Nona Dewi adalah tipe orang yang tidak dapat dipermainkan.
Tuan Lorenzo telah membuatnya marah hingga melarikan diri, dan sekarang ia malah meminta mereka untuk mencarinya, bukankah ini sama saja menyuruh mereka mencari mati?
Kepribadian Nona Dewi benar–benar aneh. la selalu memiliki seribu ide jahat, serta sepuluh ribu muslihat untuk menjebak mereka.
Entah musibah apa yang akan dihadapinya kali ini.
Ugh…
Memikirkan semuanya itu, wajah Jasper pun dipenuhi dengan kegelisahan….
Namun, harus bagaimana lagi?
Terpaksa harus mencarinya…
Tuan telah berbicara, bahkan hingga dunia terbalik pun, ia tetap harus ditemukan.
Hanya saja di luar sedang hujan deras, entah kapan akan berhenti…
Vila Sisi Utara…
Di tengah amukan badai, ranting–ranting pohon terus memukuli jendela, suaranya terdengar seperti jeritan iblis.
Tracy terbangun dari mimpi buruknya. Keringatnya bercucuran membasahi wajahnya, ia terlihat panik. “Apa Nona Tracy baik–baik saja?” Naomi bergegas menghampiri untuk menenangkannya.
“Aku memimpikan Daniel.” Tracy melihat ke langit–langit dengan napas terengah–engah, matanya berkaca- kaca, “Aku bermimpi ia terluka parah, sekarat terjebak di dalam api. Ia juga memberitahuku kalau ia kesakitan…”
Suaranya bergetar. Sekujur tubuhnya gemetar, butiran air matanya seperti kalung mutiara yang telah putus, tak henti–hentinya bercucuran…
“Tidak apa–apa, itu hanya mimpi.” Naomi menepuk–nepuk punggungnya dan memberikan teh ginseng untuknya, “Minumlah teh ginseng ini, untuk menenangkanmu.”
Tracy tidak ingin meminumnya. Ia hanya mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya dan menangis
dengan amat sedih…
“Nona Tracy..”
Naomi tidak tahan lagi, ia hampir memberi tahu rahasia Lorenzo kepadanya. Namun, saat itu juga, tiba–tiba terdengar ketukan di pintu, “Nona Tracy, Nona Carla sudah sadar.”
Namun, Paula sudah hafal dengan rute jalan ini, ditambah dengan keterampilan mengemudinya yang luar biasa itu, sehingga meskipun mobil melaju dengan cepat, Paula masih dapat mengontrolnya.
Namun, ketika berada di dekat kaki bukit, sebuah mobil hitam tiba–tiba melaju kencang tanpa menyalakan lampu depan. Paula pun terkejut, dan buru–buru menghindarinya…
“Kurang ajar!” umpat Paula, “Kalau bukan karena kehebatan kemampuan mengemudiku, kita semua sudah
binasa.
“Tetap jaga kestabilan mobil,” Naomi mengernyitkan keningnya dan mengingatkan.
“Baik.” Jawab Paula sambil terus mengemudi. Ia melirik mobil di belakangnya melalui kaca spion, “Aneh sekali. Ja tidak menyalakan lampu mobil di jalan bukit yang curam berliku seperti ini.”
“Kenapa ada mobil pada jam seperti ini?”
Naomi menatap mobil itu melalui kaca spion. Ia juga merasa janggal-
“Hanya ada dua vila di Bukit Haruna, itu vila kita. Lalu, ada sebuah rumah besar di dekat kaki bukit, dan sebuah klub. Tidak ada yang lain… Sebenarnya, siapa orang itu?”
“Apa mungkin mereka rombongan Frisca Amberson?” tebak Paula. “Ia masih belum menyerah untuk mencari Presdir Daniel ke mana–mana.”
Tracy tidak menjawab, hanya memerintahkan, “Coba periksa.”
“Baik.” Naomi segera mengurusnya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar