Bab 1660
Ucapan Sammuel sangat jelas, sayangnya sekarang Billy sudah tidak bisa mendengarnya.
Gejala flunya semakin parah, tubuhnya sangat tidak nyaman. Selain itu, tes darah di rumah sakit Kota Angin memastikan bahwa dia sudah diracuni. Saat itu, dia langsung tercengang……
Masih belum sempat mencari Sammuel untuk menanyakan situasi jelasnya, ia malah sudah ditangkap oleh orang–orang Sammuel….
Kemudian, keduanya berdebat. Sammuel menjelaskan padanya, memintanya untuk menandatangani surat perjanjian pengalihan saham. Dia menolak, Sammuel menembak dan membunuh pengikutnya dengan keji di hadapannya.
Serangkaian tindakan ini benar–benar membuat Billy tercengang……
Dia tahu bahwa Sammuel ambisius dan berniat buruk. Tapi tidak disangka, dia malah begitu gila, sekarang bahkan tidak basa–basi, langsung menggunakan kekerasan.
Jadi, mana mungkin Billy bisa percaya pada ucapan Sammuel lagi?
“Tanda tangan.” Sammuel mengerutkan kening, mendesak lagi, “Setelah tanda tangan, kamu masih bisa menjadi Presdir Daniel dengan tenang. Kalau tidak……”
Dia menunjuk kedua mayat di lantai dengan kaki, terdapat cahaya dingin di sorot mata, “Kamu tahu akibatnya.”
Billy menggertakkan gigi, memelototi Sammuel, kobaran amarahnya hampir menembak keluar dari mata, ia mengepal tinju dengan sangat erat……
Tapi dia tidak bertindak, karena dia tahu bahwa sekarang dia tidak bisa mengalahkan Sammuel.
Memang benar. Kalau tidak menandatanganinya, hari ini dia jangan harap bisa keluar dari ruangan ini hidup–hidup.
Karena itu, Billy berusaha menahan amarah, mengambil pena dengan tangan yang penuh darah, menandatangani surat perjanjian pengalihan saham dengan nama “Daniel“.
“Bagus sekali!” Sammuel tersenyum puas, “Tidak sia–sia sudah berlatih tanda tangan selama setengah tahun. Sekarang tanda tanganmu sama persis dengan milik Daniel.”
Billy tidak bicara, hanya memelototinya dengan marah.
“Bawa suamimu pergi beres–beres, malam ini tinggal di sini.” Sammuel berkata pada Frisca.
“Baik, Ayah.” Frisca menjawab sambil menunduk, lalu melihat Billy dengan tatapan dingin, “Ayo pergi.”
Di kamar hanya tersisa Billy dan Frisca. Billy membawa segelas anggur, menghampirinya dengan perlahan–lahan……
Suasana sangat berbahaya.
Frisca mengerutkan kening, bangkit dan hendak pergi. Tapi Billy tiba–tiba menerkamnya seperti binatang buas, menekannya di sofa, menggertakan gigi dan berteriak–
“Ayahmu memintamu untuk menikah denganku, hanya ingin kamu mewarisi hartaku, lalu membiarkan aku mati keracunan. Aku beri tahu, aku bukanlah orang yang lemah. Meskipun mati, aku juga akan menyeretmu.”
Selesai bicara, dia mencekik Frisca dengan kuat, sorot matanya dipenuhi dengan niat membunuh, benar–benar ingin mencekiknya sampai mati……..
“Uhuk, uhuk, uhuk!”
Frisca berusaha melawan, tapi dia sama sekali tidak bisa melawan seorang pria kuat, sama sekali tidak bisa melepaskan diri……
Tepat di saat dia hampir kehabisan napas, tiba–tiba tangannya yang panik menyentuh sesuatu, mengambil dan menghantamnya ke kepala Billy.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar