Login via

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar novel Chapter 1840

Bab 1840

Setengah bulan kemudian….

Dewi bertemu Brandon di Swedoland, dan menggunakan biaya pengobatannya yang sebesar 120 juta untuk mengatasi masalah yayasan untuk sementara.

Tapi, beberapa panti asuhan perlu dibangun kembali, beberapa panti asuhan menghadapi berbagai masalah seperti relokasi, yayasan masih membutuhkan banyak dana.

Dewi harus mengambil kembali kalung itu sesegera mungkin, baru bisa menyelesaikan masalah–masalah ini sepenuhnya.

Tapi sekarang, tidak mudah untuk mendekati Lorenzo.

Saat dia sedang pusing memikirkannya, Dewi menerima telepon dari Pangeran Willy-

Pangeran Willy mengatakan bahwa cederanya telah stabil, dan dia berencana untuk pergi ke negara Nusantara dalam waktu dekat, dia ingin menanyakan apakah dia ada di sana.

Dewi langsung berkata “Tidak ada“, Willy mengungkapkan penyesalan dan kekecewaannya. Kemudian pada saat itu, suara laporan Robin terdengar dari ujung telepon-

“Pangeran, aku baru saja menerima telepon dari Jasper, mereka akan berangkat ke kota Bunaken di Negara Nusantara malam ini.”

“Malam ini?” Pangeran Willy menjawab, “Begitu cepat?”

“Katanya ada sesuatu yang penting….”

“Kalau begitu kita berangkat malam ini juga dan bertemu di sana.”

“Baik, aku akan memberi tahu Jasper sekarang.”

Setelah Pangeran Willy selesai berbicara, dia bertanya lagi pada Dewi, “Dewi, kamu di mana? Kalau tidak, aku akan mencarimu setelah aku selesai mengurusi hal–hal ini?”

“Tidak perlu, aku kebetulan ingin kembali ke Nusantara juga.”

Dewi segera mengubah kata–katanya, karena kesempatannya telah datang, bertemu dengan Pangeran Willy,

maka dia bisa bertemu Lorenzo ….

“Baguslah!”

“Kamu urus pekerjaanmu dulu, aku akan menghubungimu setelah aku tiba.”

“Dewi, Dewi ….”

Brandon memanggilnya beberapa kali barulah Dewi sadar kembali, dia mengerutkan kening dan berkata, “Aku ingat guruku, tapi aku tidak ingat di mana dia ….”

Sebelum dia selesai berbicara, rasa sakit yang hebat terasa dari bagian belakang kepalanya. Dia memegangi kepalanya, wajahnya menjadi pucat karena kesakitan—

“Ambil kembali kalungnya dulu dan selesaikan masalah panti asuhan, baru aku bisa menangani urusanku sendiri dengan tenang.”

“Kamu pernah bilang padaku sebelumnya, kalau Tabib Hansen ada di Kota Tua, bagaimana kalau aku pergi memintanya untuk turun gunung?” Brandon masih merasa khawatir.

mungkin akan marah…”

“Itu…”

“Kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini, aku punya rencanaku sendiri.” Dewi memotong perkataannya, “Pergi atur tiket pesawat dulu, kita kembali ke Kota Bunaken secepat mungkin.”

“Baik, aku mengerti.”

Brandon segera pergi untuk mengurusnya.

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar