Bab 1920
Lorenzo sama sekali tidak marah, dia pergi setelah berpesan beberapa hal pada dokter.
Dia juga meninggalkan Jasper di sini, dan memberi tahu bahwa dia baru bisa pergi setelah Jeff
kembali.
Jasper ingin pergi mencari dokter, dia berpesan pada Wezo dan Sonny sebelum pergi, “Harus jaga Nona Dewi dengan baik, jangan sampai ada masalah apa pun. Kalau tidak, aku akan menghabisi kalian.”
“Baik, baik, Kak Jasper tenang saja.” Wezo menjamin sambil menganggukkan kepalanya terus- menerus, “Aku akan menjaga Nona Dewi dengan nyawaku.”
Saat Jasper menatap ke arahnya, Sonny sedang berjinjit dan meninggikan lehernya untuk melihat Dewi yang ada di dalam kamar rawat.
Dia tersadar setelah Wezo menepuk pundaknya, lalu buru-buru menjamin, “Kak Jasper tenang saja, aku tidak akan melakukan kesalahan lagi. Sekarang Tabib Dewi sudah terluka begitu parah, dia tidak bisa ke mana-mana.”
Kalimat terakhir ini memang kenyataan.
Lorenzo mengalihkan pandangannya dan pergi mencari Dokter Heidy.
Saat malam, Nola membantu membersihkan tubuh Dewi, lalu menghangatkan segelas susu untuknya, barulah pergi dengan tidak rela, “Nona Wiwi, Anda harus istirahat dengan baik, aku akan membawakan makanan Anda besok pagi.”
“Terima kasih, Bibi.” Dewi menatap kepergiannya.
Dua orang perawat merapikan ruangan itu, lalu berjaga di dekat pintu.
“Kalian keluar saja, aku ingin istirahat sebentar.”
Dewi ingin tidur, tapi saat baru saja dia menyipitkan matanya, ada suara ketukan pintu dari luar, “Nona Dewi, bisakah aku masuk?”
Itu suara Jasper.
“Masuklah.” Kepala Dewi terasa sedikit sakit.
Jasper masuk dengan membawa beberapa dokumen, ada Sonny yang mengikutinya dengan hati- hati dari belakang.
“Nona Wiwi, ah, tidak, seharusnya memanggil Tabib Dewi.”
Jasper masih tidak terbiasa memanggilnya begitu untuk sementara waktu, saat menjadi Tabib Dewi sebelumnya, kondisinya tidak seperti sekarang.
Saat itu, selalu wanita ini yang mengejar Tuan, bahkan beberapa kali mencuri ciumannya dan Tuan selalu terlihat sangat jijik.
“Masih ada satu hal lagi,” ujar Jasper melanjutkan, “Terkait kondisi penyakit Anda, kami sudah mengundang Dokter Heidy, tapi dia bilang hanya memiliki 20% keyakinan terhadap keberhasilan operasi Anda, bahkan meminta kami segera mencari Tabib Dewa, barulah bisa menyembuhkan penyakit Anda.”
“Omong kosong!” Dewi tidak bisa berkata-kata karena kesakitan.
“Ya.” Jasper buru-buru menganggukkan kepalanya, “Aku juga tahu, Anda adalah Tabib Dewa. Dokter tidak bisa mengobati dirinya sendiri, meski kemampuan medis Anda sangat hebat, tetap saja tidak bisa mengoperasi diri sendiri.
Tapi kondisi Anda sekarang sangat berbahaya, sudah tidak bisa ditunda, jadi aku ingin bertanya, apa Anda mengenal dokter hebat lainnya atau Ada punya kakak dan adik seperguruan? Atau mungkin guru Anda?”
Dewi terdiam mendengar kalimat ini, sepertinya kondisinya benaran sangat parah, sepertinya yang bisa menyelamatkannya kali ini hanya gurunya.
Namun, dulu dia bersikeras turun gunung tanpa memedulikan perintah gurunya dan tidak
pernah
Meski mencari gurunya, gurunya juga belum tentu bersedia menolongnya ….
En hubungan selama bertahun-tahun, sekarang ia malu untuk menemui gurunya itu.
Entah bagaimana pria tua yang keras kepala itu memarahinya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar